Oleh: Badrul Tamam
اللَّهُمَّ
إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا
اسْتَعَاذَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَأَنْتَ الْمُسْتَعَانُ وَعَلَيْكَ الْبَلَاغُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ
إِلَّا بِاللَّه
“Ya Allah, sesungguhnyakami memohon kepada-Mu sebaik-baik apa yang pernah diminta oleh nab-Mu Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, dan kami berlindung kepadaMu dari marabahaya yang Nabi-Mu Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah
berlindung kepada-Mu darinya, Engkaulah tempat meminta pertolongan dan
Engkau pula yang menyampaikan, tiada daya dan upaya kecuali dengan
pertolongan-Mu.”
Sumber doa
Dari Abu Umamah Radhiyallahu 'Anhu berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
berdoa sangat panjang sehingga kami tidak bisa menghafalnya. Kami
berkata: Wahai Rasulullah, engkau berdoa sangat panjang hingga kami
tidak bisa menghafalnya sedikitpun. Lalu Nabi bersabda: maukah kalian
aku ajari doa yang bisa mencakup semua itu? yaitu kalian membaca: . . .
(doa di atas,-ter).” (HR. al-Tirmidzi & beliau menyatakan hadits ini
Hasan)
Syaikh Al-Albani Rahimahullah mendhaifkan
hadits ini karena kacaunya hafalan Laits bin abi Salim. Kesimpulan ini
beliau tuturkan dalam Dhaif al-Tirmidzi, no. 3521, Silsilah Dhaifah, no.
3356, dan Dhaif Al-Jami’ no. 2165)
Hanya saja sebagian isi hadits ini telah disebutkan dalam hadits lain yang lebih panjang dan shahih. Dari ‘Aisyah Radhiyallahu 'Anha menuturkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah mengajarkan kepadanya doa ini:
اللَّهُمَّ
إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا
عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الشَّرِّ كُلِّهِ
عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ اللَّهُمَّ
إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ بِهِ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ اللَّهُمَّ
إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ
عَمَلٍ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ
أَوْ عَمَلٍ وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِي
خَيْرًا
“Ya Allah, aku mohon kepada-Mu kebaikan
seluruhnya yang disegerakan (di dunia) maupun yang ditangguhkan (di
akhirat), yang kuketahui maupun yang tidak kuketahui. Dan aku berlindung
kepada-Mu dari keburukan seluruhnya yang disegerakan (di dunia) maupun
yang ditangguhkan (di akhirat), yang kuketahui maupun yang tidak
kuketahui.
Ya Allah, Aku meminta kepada-Mu kebaikan yang diminta oleh hamba & Nabi-Mu (Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam) kepada-Mu. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang hamba dan Nabi-Mu berlindung kepada-Mu darinya.
Ya Allah, aku meminta kepada-Mu surga
dan apa saja yang mendekatkan kepadanya; baik berupa ucapan maupun
perbuatan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan apa saja yang
mendekatkan kepadanya; baik berupa ucapan maupun perbuatan. Dan aku
memohon kepada-Mu agar menjadikan setiap ketetapan (takdir) yang Engkau
tetapkan untukku sebagai (takdir) kebaikan.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan
selainnya; dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’, no. 1276)
Apa Doa Ini Baik Untuk Dibaca?
Dari sisi sanad, sebagian ulama ada yang
mendhaifkan. Namun sebagian yang lain menghasankannya. Terlebih
terdapat doa lain yang semakna atau menguatkan maknanya sehingga doa ini
baik sekali diamalkan dan dimohonkan isinya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Jika-pun dhaif, bukan berarti setiap doa
yang datang dengan riwayat dhaif tidak boleh diamalkan. Karena saat
satu doa berisi kebaikan, tidak menyimpang, dan maknanya shahih maka
dibolehkan berdoa dengannya secara umum; walau ia datang dengan riwayat
lemah. Bahkan tetap boleh dibaca walau tanpa ada riwayat atau atsar yang
menyebutkannya. Ini selama tidak ditentukan waktu & kaifiyahnya
secara khusus dan tidak disertai keyakinan dengan keutamaan-keutamaannya
yang istimewa.
Kandungan Doa
Doa ini mengandung keberkahan yang besar karena diajarkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
kepada salah seorang sahabatnya. Penuh manfaat dan mencakup kebaikan
yang tak terkira. Sebabnya, karena doa ini tidak meninggalkan sedikitpun
dari kebaikan di dunia dan akhirat yang pernah diminta Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Doa ini juga tidak meninggalkan satupun keburukan di dunia dan akhirat agar dijauhkan dari dirinya –dimana- Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah berlindung darinya.
Sedangkan siapa yang meminta kebaikan-kebaikan yang pernah diminta oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, sungguh ia telah meminta kebaikan secara keseluruhan dengan berbagai bentuk dan macamnya; baik yang diketahui maupun tidak.
Sebagaimana juga, siapa yang berlindung dari perkara yang Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
berlindung kepada Allah darinya maka sungguh ia telah berlindung dari
keburukan secara keseluruhan dengan berbagai bentuk dan macamnya; baik
yang diketahui atau tidak oleh dirinya. Maka doa ini termasuk Jawami’ Kalim (perkataan ringkas yang cakupan maknanya luas).
Doa ini ditutup dengan menyebut sifat
Allah (al-Musta’an: yang dimintai pertolongan), maknanya: aku minta
pertolongan untuk diriku dalam urusan agama, dunia, dan akhiratku hanya
kepada-Mu semata. Sesungguhnya Engkau, Ya Allah yang bisa menolong semua
kepentinganku ini dan mengabulkan doaku. Wallahu Ta’ala A’lam.
[PurWD/voa-islam.com]