Hay sobat
muslim dan muslimah.. Tau nga apa manfaat kita membaca dan memahami Al-Qur'an??
Wahh banyak banget lohh manfaatnya. Jika seandainya semua manfaat itu diberikan
kepada kita, tentu saja kita tak ragu untuk menerimanya. Beberapa keutamaan dan
manfaat bisa sobat baca dan ketahui dibawah ini. Moga bermanfaat dan
mempersemangat jiwaku dan kalian dalam mebaca dan mempelajari Al-Qur'an.
BEBERAPA KEUTAMAN MEMBACA DAN MEMPELAJARI
AL-QUR'AN
1. Orang yang mempelajari, mengajarkan, dan mengamalkan
Al-Qur`an termasuk sebaik-baik manusia.. Rasulullah Shallallahu 'alihi wa
sallam bersabda.
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkanya” [HR
Bukhari]
أَهْلُ الْقُرْآنِ أَهْلُ اللهِ وَخَاصَّتُهُ ..رواه النسائى وابن ماجة والحاكم
بإسناد حسن)
Ahli Al-Qur`an adalah Ahlullah dan merupakan kekhususan baginya
[HR. An-Nasa`i, Ibnu Majah, Al-Hakim. Lihat: Kitab Minhajul Muslim. hal. 70]
2.
Orang yang membaca Al-Qur'an akan mendapatkan Syafaat dari Al-Qur`an pada hari
kiamat.
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا
لِأَصْحَابِهِ
Bacalah Al-Qur`an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat memberikan
syafaat bagi pembacanya”.[1] [HR. Muslim, dari Abu Umamah Al-Bahili]
3.
Hafalan ayat Al-Qur'anmu menentukan kedudukanmu di syurga.
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ
فِي الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَأُهَا
Dikatakan kepada Shahibul Qur`an (di akhirat): “Bacalah Al-Qur`an dan naiklah
ke surga serta tartilkanlah (bacaanmu) sebagai mana engkau tartilkan sewaktu di
dunia. Sesungguhnya kedudukan dan tempat tinggalmu (di surga) berdasarkan akhir
ayat yang engkau baca”. [HR. Imam Tirmidzi, Abu Dawud, dari Abdillah bin Amru
bin Ash Radhiyallahu 'anhuma] [2]
4.
Membaca Al-Qur'an adalah salah satu jalan untuk mendapatkan pahala yang
berlipat-lipat dan mengangkat kedudukan setara dengan para malaikat..
Firman Allah Azza wa Jalla.
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ وَأَقَامُوا الصَّلاَةَ وَأَنفَقُوا
مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلاَنِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَّن تَبُورَ .
لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِ
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat
dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka
dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang
tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan
menambah kepada mereka dari karuniaNya. [Al-Fathir:29-30]
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ
بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ
حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur`an) maka dia akan
memperoleh satu kebaikan dan satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kebaikan
yang semisalnya. Saya tidak mengatakan (الم) itu satu huruf, akan tetapi (ا)
satu huruf dan (ل) satu huruf seta (م) satu huruf”. [HR. At-Tirmidzi, Ad-Darimi
dan lainya; dari Abdullah bin Mas`ud Radhiyallahu 'anhu] [3].
Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي
يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
Orang yang Mahir membaca Al-Qur`an akan bersama para Malaikat yang Mulia,
sedangkan orang yang membaca (Al-Qur`an) dengan terbata-bata dan mengalami
kesulitan dalam membacanya, maka dia akan mendapatkan dua pahala. [HR. Muslim
dalam Shahihnya dari `Aisyah Radhiyallahu 'anha]
5.
Turunnya ketenangan hati dan rahmat kepada orang-orang yang berkumpul untuk
saling belajar dan mempelajari Al-Qura'n.
مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ
وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ
وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ
فِيمَنْ عِنْدَهُ
Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah Azza wa Jalla untuk
membaca Kitabullah (Al-Qur`an) dan mereka saling mempelajarinya kecuali sakinah
(ketenangan) akan turun kepada mereka, majlis mereka penuh dengan rahmat dan
para malaikat akan mengelilingi (majlis) mereka serta Allah akan menyebutkan
mereka (orang yang ada dalam majlis tersebut) di hadapan para malaikat yang di
sisi-Nya. [HR. Muslim]
6.
Bacaan Al-Qur`an merupakan “Hilyah” (perhiasan) bagi Ahlul Iman (orang-orang
yang beriman).
مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الْأُتْرُجَّةِ رِيحُهَا
طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ
الْقُرْآنَ مَثَلُ التَّمْرَةِ لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ وَمَثَلُ
الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ
وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ
كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ
Perumpamaan orang mu`min yang membaca Al-Qur`an laksana buah “Al-Utrujah”
(semacam jeruk manis) yang rasanya lezat dan harum aromanya, dan perumpamaan
orang mu`min yang tidak membaca Al-Qur`an ibarat buah “At-Tamr” (kurma) rasanya
lezat dan manis namun tidak ada aromanya, dan perumpamaan orang munafiq yang
membaca Al-Qur`an ibarat “Ar-Raihanah” (sejenis tumbuhan yang harum) semerbak
aromanya (wangi) namun pahit rasanya, dan perumpamaan orang munafiq yang tidak
membaca Al-Qur`an ibarat buah “Al-Handhalah” (nama buah) rasanya pahit dan
baunya tidak sedap”. [HR. Bukhari, Muslim dari Abi Musa Al-Asy`ary Radhiyallahu
'anhu]
.
Dan diriwayatkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga mengibaratkan
bagi orang mukmin yang tidak pernah membaca Al-Qur`an (tidak ada bacaan
Al-Qur`an didadanya) ibarat rumah yang tak berpenghuni; gelap, kotor,
seolah-olah akan roboh.
إِنَّ الَّذِي لَيْسَ فِي جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنَ الْقُرْآنِ كَالْبَيْتِ الْخَرِبِ
Sesungguhnya orang yang di dalam dadanya (hatinya) tidak ada bacaan Al-Qur`an
(yakni tidak memiliki hafalannya) ibarat sebuah rumah yang hendak roboh. [HR.
At-Tirmidzi, dan lainya] [4]
7.
Orang yang paling banyak hafalan dan pengetahuannya mengenai Al-Qur'an adalah
salah satu orang yang berhaq untuk menjadi Imam sholat.
يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ
Orang yang paling berhak menjadi imam (dalam shalat) adalah orang yang paling
pandai membaca Al-Qur`an. [HR. Muslim]
8.
Dilarang hasad terhadap ahli Al-Qur'an dan mengamalkannya.
لَا حَسَدَ إِلَّا عَلَى اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ هَذَا الْكِتَابَ
فَقَامَ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ
مَالًا فَتَصَدَّقَ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ
Tidak boleh hasad, kecuali kepada dua orang : (1) Seseorang yang dikaruniai
Al-Qur`an oleh Allah Ta'ala, kemudian ia melaksanakannya, di waktu siang maupun
malam. (2) Seseorang yang dikaruniai harta oleh Allah kemudian ia bershadaqah
dengannya di waktu siang maupun malam. [HR. Muslim]
9.
Kemewahan harta duniawi tidak bisa disamakan dengan membaca dan memahami
Al-Qur'an..
أَفَلَا يَغْدُو أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَيَعْلَمُ أَوْ يَقْرَأُ آيَتَيْنِ
مِنْ كِتَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ خَيْرٌ لَهُ مِنْ نَاقَتَيْنِ وَثَلَاثٌ
خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلَاثٍ وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَرْبَعٍ وَمِنْ
أَعْدَادِهِنَّ مِنَ الْإِبِلِ
Tidakkah salah seorang di antara kamu berangkat ke masjid untuk mengetahui atau
membaca dua ayat dari Kitabullah lebih baik baginya daripada dua onta, dan tiga
(ayat) lebih baik baginya dari pada tiga (onta), dan empat (ayat) lebih baik
baginya dari pada empat (onta), begitu seterusnya sesuai dengan jumlah (ayat
lebih baik) dari onta. [HR. Muslim dari ‘Uqbah bin Amir]
10.
Orang yang membaca dan memahami Al-Qur'an akan memberikan mahkota indah kepada
kedua orang tuanya.
مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ أُلْبِسَ وَالِدَاهُ تَاجًا يَوْمَ
الْقِيَامَةِ ضَوْءُهُ أَحْسَنُ مِنْ ضَوْءِ الشَّمْسِ فِي بُيُوتِ الدُّنْيَا
لَوْ كَانَتْ فِيكُمْ فَمَا ظَنُّكُمْ بِالَّذِي عَمِلَ بِهَذَا فيقولان: بم
أعطينا هذا؟ فيقال: بأخذ ولد كما للقرآن. (رواه أبو داود في الوتر(1456) وأحمد في
مسنده (15218) والحاكم في المستدرك (2086) وقال: صحيح الإسناد ولم يخرجاه).
Barangsiapa membaca Al-Qur`an dan mengamalkannya, maka -pada hari kiamat- akan
dipakaikan kepada kedua orang tuanya sebuah mahkota yang berkilau, yang
sinarnya lebih baik dari sinar mentari, maka keduanya berkata: “Mengapa kami
diberi mahkota ini? Maka dikatakan: “Karena anakmu mengambil (membaca dan
mengamalkannya) Al-Qur`an”. [HR. Abu Dawud, Ahmad, dan Al-Hakim] [6]