Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
مَنْ
عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ
فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ
بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Barangsiapa
yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."(QS An Nahl : 97).
Penjelasan mufradat ayat
"amal sholih"
Yang dimaksud dengan amalan sholih adalah amalan yang sempurna didalamnya tiga perkara yaitu :
1. Sesuai dengan petunjuk Nabi Sallalahu Alaihi Wasallam, karena Allah Ta'ala berfirman:
وَمَا آَتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah". (QS. Al Hasyr :7).
2. Hendaknya ikhlas, semata-mata karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala, karena Allah Jalla wa Alaa berfirman :
وَمَآ أمروا إِلاَّ لِيَعْبُدُواْ الله مُخْلِصِينَ لَهُ الدين
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya"(QS. Al Bayyinah :5).
dan firman-Nya :
قُلِ الله أَعْبُدُ مُخْلِصاً لَّهُ دِينِي فاعبدوا مَا شِئْتُمْ مِّن دُونِهِ
"Katakanlah:
"Hanya Allah saja yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya
dalam (menjalankan) agamaku". Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang
musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia"(QS. Az Zumar :14-15).
3. Amalan tersebut dibangun diatas pondasi aqidah yang benar, karena Allah Ta'ala berfirman :
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِّن ذَكَرٍ أَوْ أنثى وَهُوَ مُؤْمِنٌ
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman" (QS. An Nahl : 97).
Dalam ayat ini
Allah membatasinya dengan keimanan, pemahaman kebalikannya adalah jika
yang melakukan amalan sholih tersebut bukan seorang mukmin, maka tidak
akan diterima amalannya. (Tafsir Adhwa'ul Bayan).
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah berkata : "amal sholih" adalah amalan yang sesuai dengan Al Qur'an dan Sunnah Nabi-Nya(Tafsir Al Qur'anul Adzim).
حَيَاةً طَيِّبَةً
"Kehidupan yang baik "
Para ulama ahli tafsir berbeda pendapat tentang makna "kehidupan yang baik" dalam ayat ini. Sebagian menafsirkannya dengan kehidupan yang baik di dunia,
yaitu Allah memberikan taufik kepada hamba-Nya kepada apa-apa yang
diridhoi-Nya, memberikan karunia berupa kesehatan serta rezki halal,
sebagaimana firman-Nya :
رَبَّنَآ آتِنَا فِي الدنيا حَسَنَةً وَفِي الآخرة حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النار
"Ya
Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan
peliharalah Kami dari siksa neraka"(QS Al Baqarah :201)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Radiyallahu anhuma, Sa'id bin Jubair, Adh dhahak, Atha' bin Abi Rabah Rahimahumullah, bahwa "kehidupan yang baik" dalam ayat ini adalah "rezki yang baik dan halal di dunia".
Juga dari Abdullah bin Abbas Radiyallahu anhuma, menafsirkannya dengan As sa'adah (kebahagiaan)
Ali Bin Abi Tholib Radiyallahu anhu, Al Hasan Al Basri, Ikrimah, Za'id bin Wahhab, Wahhab bin Munabbih Rahimahumullah menafsirkannya dengan Al qona'ah (kecukupan).
Abu Bakar Al Waraq Rahimahullah menafsirkannya dengan "lezatnya ketaatan"
Abdurrahman bin Nashr As Sa'di Rahimahullah, menafsirkannya dengan "ketenangan jiwa dan hati serta tidak terpengaruh dengan adanya yang
menggangu ketenangan hatinya, sehingga Allah memberikan rezki
yang baik dan halal kepadanya dari jalan yang tidak disangka-sangka".
Abul Fida' Ibnu Katsir Rahimahullah, berkata : "kehidupan yang baik mencakup seluruh bentuk kelapangan dari segala sisi"
Yang lainnya menafsirkannya dengan "kehidupan yang baik di akhirat berupa surga". Seperti, Al Hasan Al Basri, Qotadah, Mujahid, dan Ibn Zaid Rahimahumullah. (Tafsir
Adh'waul Bayan, Tafsir Ath Thobari, Tafsir Fathul Qodir, Tafsir Al
Qur'anul Adzim, Tafsir Al Qurthubi, Tafsir Zaad al Musayyar & Taisir
Al Karim Ar Rahman).
Adapun Abu Ghassan, dari Syarik menafsirkannya dengan "Kehidupan yang baik di alam kubur" (Tafsir Zaad al Musayyar, karya Ibnul Jauzi Rahimahullah)
Kesimpulannya, makna "kehidupan yang baik" adalah meliputi semua yang telah disebutkan diatas. Sebagaimana hadits Abdullah bin Amr bin Al Ash Radiyallahu Anhu, Rasulullah Sallalah alaihi wasallam bersabda :
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ
"Sungguh
beruntunglah orang masuk kedalam islam, diberi rezki yang cukup, dan
merasa cukup dengan apa yang Allah berikan".(HR. Muslim no. 1746. Ahmad
no.6284).
(Taisir Al Qur'an Al Adzim).
وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan".
Yaitu ganjaran pahala yang terbaik dari apa yang telah mereka kerjakan di akhirat. Berdasarkan riwayat yang datang dari Abdullah bin Abbas Radiyallahu anhuma. (Tafsir
Adh'waul Bayan, Tafsir Ath Thobari, Tafsir Fathul Qodir, Tafsir Al
Qur'anul Adzim, Tafsir Al Qurthubi, & Taisir Al Karim Ar Rahman).
Penjelasan Ayat
Abul Fida' Ibnu Katsir Rahimahullah
mengatakan, ini adalah janji dari Allah Ta'ala, bagi siapapun yang
beramal sholih (yaitu amalan yang sesuai dengan Al Qur'an dan Sunnah
Nabi-Nya), baik laki-laki maupun perempuan dari anak cucu adam, hatinya
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, amalan tersebut diperintahkan dan
disyariatkan dari sisi Allah, maka Allah akan memberikan kepadanya
kehidupan yang baik di dunia serta ganjaran/balasan yang terbaik dari
apa yang telah mereka kerjakan di akhirat.(Tafsir Al Qur'anul Adzim).
Abu Bakar Al Jaza'iri hafidzahullah
mengatakan, bahwa yang mendapatkan janji ini adalah ahli iman dan amal
sholih, yaitu keimanan yang benar mengantarkan kepada amalan sholih,
bersih dari syirik dan maksiat. Merekalah yang akan memetik janji dari
Allah berupa kehidupan yang baik, kecukupan, makanan dan minuman yang
lezat serta bersih dari noda (kotoran). Ini di dunia, adapun di akhirat,
mereka akan memperoleh surga dan balasan yang terbaik dari setiap jenis
amalan yang telah mereka kerjakan. (Aisar At Tafasir)
Tips untuk bahagia di dunia dan di akhirat
Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan agar memperoleh kebahagiaan, baik di kehidupan dunia ini, maupun di akhirat nanti insya Allah :
1.Beriman dan beramal sholih
Allah Ta'ala berfirman :
مَنْ
عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ
فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ
بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Barangsiapa
yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."(QS An Nahl : 97).
2.Mensyukuri nikmat dan merasa cukup atas karunia dari Allah
Seluruh nikmat, baik kecil sampai kepada yang besar, yang nampak maupun yang tidak nampak datangnya dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Allah Ta'ala berfirman :
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
"Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah (datangnya)". (QS. An Nahl :53).
Al Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah Rahimahullah mengatakan:"
Hakikat dari syukur nikmat adalah mengenali nikmat dan pemberi nikmat,
mengakui dan tidak mengingkarinya, tunduk, cinta dan ridho kepada sang
pemberi nikmat atas nikmat-nikmat tersebut, serta mempergunakan segala
nikmat untuk taat dan pada apa-apa yang dicintai dan diridhoi oleh
pemberi nikmat" (Taesir al Aziz Al Hamid hal. 628).
Disamping
itu, Allah telah berjanji untuk menambahkan nikmat-Nya bagi siapa yang
mensyukurinya, sekaligus azab yang pedih bagi yang mengkufurinya Allah
Ta'ala berfirman :
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
"Dan
tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti
Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kalian mengingkari
(nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(QS. Ibrahim :7)
Nabi Sallalahu Alaihi wa sallam bersabda :
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ
"Sungguh
beruntunglah orang masuk kedalam islam, diberi rezki yang cukup, dan
merasa cukup dengan apa yang Allah berikan".(HR. Muslim no. 1746. Ahmad
no.6284).
انْظُرُوا
إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ
فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ
"lihatlah
kepada orang yang derajatnya lebih rendah dari kalian, dan jangan
melihat kepada yang diatas kalian, karena yang demikian itu lebih baik,
dan agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang dikaruniakan
kepada-Mu (Muttafaq Alaih)
3.Bersabar dalam melakukan ketaatan, meninggalkan maksiat, serta menghadapi takdir Allah.
Allah Azza Wa Jalla berfirman :
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas"(QS. Az Zumar :10).
Al Allamah As Sa'di Rahimahullah
mengatakan :"Ayat ini umum untuk seluruh jenis sabar. Sabar terhadap
takdir Allah yang menyakitkan, jangan marah. Sabar dari bermaksiat
kepada-Nya, jangan dilakukan. Sabar dalam menta'ati-Nya, sehingga
melaksanakan keta'atan kepada-Nya. Allah menjanjikan bagi orang-orang
yang bersabar dengan pahala yang tidak terhitung, yakni tanpa batas,
tanpa hitungan dan tanpa ukuran. Yang demikian itu disebabkan karena
keutamaan serta kedudukan sabar di sisi Allah, dan ini jelas pada setiap
perkara".(Taisir Al Karim Ar Rahman).
4.Memohon ampunan ketika melakukan dosa serta bertaubat.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا
"Dan
Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian
ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang".(QS. An Nisaa':110).
Al Allamah As Sa'di Rahimahullah
mengatakan : "yaitu barangsiapa yang berani melakukan maksiat,
tenggelam dalam dosa, lalu ia memohon ampun kepada Allah dengan
sungguh-sungguh, mengakui dan menyesal atas dosa tersebut, kemudian
meninggalkannya serta bertekad untuk tidak melakukannya, inilah yang
dijanjikan oleh yang tidak pernah mengingkari janji dengan pengampunan
dan rahmat. ".(Taisir Al Karim Ar Rahman).
Allah akan mengganti kejahatan orang-orang yang mau bertaubat, beriman serta beramal sholih dengan kebaikan. Allah Jalla Jalaluhu berfirman :
إِلا
مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ عَمَلا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ
اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
"Kecuali
orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka
itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS Al Furqan :70)
Disamping itu, dengan istigfar (memohon ampun) kepada Allah, akan membuahkan rezki di dunia. Allah Azza Wa Jalla berfirman :
فَقُلْتُ
اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا* يُرْسِلِ السَّمَاءَ
عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ
لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا.
"Maka
aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,
-sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun niscaya Dia akan mengirimkan
hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan
Mengadakan untukmu kebun-kebun dan Mengadakan (pula di dalamnya)
untukmu sungai-sungai.
Wallahu A'lam bish showab